-->

Apakah Tuhan Punya Saudara? Tinjauan Teologis Kekristenan dan Islam

Apakah Tuhan Punya Saudara? Tinjauan Teologis Kekristenan dan Islam

Dalam diskursus agama, khususnya antara Islam dan Kekristenan, terdapat banyak perbedaan pandangan yang signifikan mengenai Maryam (Maria) dan Yesus (Isa al-Masih). Salah satu perbedaan yang menarik perhatian adalah soal keberadaan saudara-saudara Yesus. Artikel ini membahas pandangan Kristen dan Islam mengenai hal ini, termasuk analisis berdasarkan teks kitab suci dan tradisi masing-masing agama.

Pandangan Kekristenan tentang Saudara Yesus

Dalam Kekristenan, Maryam disebut sebagai ibu Yesus. Namun, pandangan tentang status keperawanannya setelah kelahiran Yesus menjadi perdebatan antara kelompok Katolik, Ortodoks, dan Protestan.

Pandangan Katolik dan Ortodoks

Gereja Katolik dan Ortodoks meyakini bahwa Maria adalah seorang perawan abadi (disebut Aeiparthenos dalam bahasa Yunani). Keyakinan ini berarti Maria tetap perawan sebelum, saat, dan setelah melahirkan Yesus. Konsekuensinya, Yesus dianggap sebagai anak tunggal Maria. Pandangan ini sesuai dengan doktrin Theotokos (Ibu Tuhan), di mana Maria dianggap sebagai ibu yang melahirkan Anak Allah.

Dasar Teologis: Pandangan ini didukung dengan penafsiran bahwa istilah "saudara" dalam Injil sebenarnya merujuk pada sepupu atau kerabat dekat, bukan saudara kandung. Dalam bahasa Yunani, istilah "adelphos" dapat digunakan untuk saudara kandung atau hubungan keluarga lainnya, tergantung konteks.

Pandangan Protestan

Berbeda dengan Katolik dan Ortodoks, Protestan memahami ayat-ayat tertentu dalam Alkitab secara harfiah, di mana Yesus disebut memiliki saudara laki-laki dan perempuan. Misalnya:

  • "Bukankah Ia ini tukang kayu? Bukankah Ia ini anak Maria, saudara Yakobus, Yusuf, Yudas, dan Simon? Bukankah saudara-saudara perempuan-Nya ada bersama kita?" (Markus 6:3)
  • "Aku tidak melihat seorang pun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus." (Galatia 1:18-19)

Dari ayat-ayat ini, Protestan berpendapat bahwa setelah melahirkan Yesus, Maria melahirkan enam anak lainnya dari pernikahannya dengan Yusuf. Mereka berargumen bahwa dalam bahasa Yunani, kata "adelphos" yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut berarti saudara kandung, bukan sepupu (yang dalam bahasa Yunani disebut "anepsios").

Pendukung Historis: Dalam tradisi Yahudi pada abad pertama, adalah hal yang lazim bagi pasangan menikah untuk memiliki banyak anak. Pandangan bahwa Yesus memiliki saudara kandung juga didukung oleh beberapa Bapa Gereja awal seperti Tertullian (155–240 M) dan Helvidius (abad ke-4).

Pandangan Islam tentang Maryam dan Yesus

Dalam Islam, Maryam diakui sebagai seorang perempuan suci yang melahirkan Nabi Isa tanpa adanya interaksi biologis dengan seorang pria. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an:

"Dia (Maryam) berkata: ‘Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.’ Tuhan berfirman: ‘Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki’." (QS. Ali Imran: 47)

Islam tidak memberikan keterangan mengenai keberadaan Yusuf sebagai suami Maryam. Fakta bahwa Yusuf tidak disebutkan dalam Al-Qur'an maupun hadis menunjukkan bahwa Islam tidak menganggapnya relevan dalam kisah kelahiran Isa. Maryam dipandang sebagai perempuan mulia yang sepenuhnya tunduk pada kehendak Allah.

Adapun soal saudara Yesus, tidak ada dalil dalam Al-Qur'an atau hadis yang menyebutkan hal tersebut. Oleh karena itu, umat Islam tidak memiliki keyakinan khusus mengenai apakah Isa memiliki saudara kandung atau tidak.

Kesimpulan

Persoalan mengenai apakah Yesus memiliki saudara kandung mencerminkan perbedaan pendekatan antara tradisi Kristen Katolik/Ortodoks dan Protestan. Bagi Katolik dan Ortodoks, menjaga doktrin Maria sebagai perawan abadi sangat penting dalam menjaga konsistensi ajaran tentang keilahian Yesus. Sebaliknya, Protestan cenderung mengutamakan pendekatan literal terhadap teks Alkitab.

Di sisi lain, Islam tidak memberikan perhatian pada hal ini, karena fokusnya adalah pada keajaiban kelahiran Isa sebagai tanda kekuasaan Allah, tanpa keterlibatan pria. Hal ini menggarisbawahi perbedaan teologis yang lebih luas antara kedua agama dalam memandang Isa dan Maryam.

Referensi Dalil dan Sumber

  • Alkitab:
    • Markus 6:3
    • Galatia 1:18-19
  • Al-Qur'an: QS. Ali Imran: 47
  • Sumber Historis:
    • Tertullian, De Carne Christi
    • Epiphanius of Salamis, Panarion
  • Literatur Teologis:
    • Catechism of the Catholic Church, Part One, Section Two
    • Eusebius of Caesarea, Church History

0 Response to "Apakah Tuhan Punya Saudara? Tinjauan Teologis Kekristenan dan Islam"

Post a Comment