-->

Sufi, Pejuang dalam Islam: Mengungkap Tasawuf dan Hubungannya dengan Khilafah

Sufi, Pejuang dalam Islam: Mengungkap Tasawuf dan Hubungannya dengan Khilafah

Sufi itu pejuang, bukan hanya orang yang berdiam asyik dengan dzikirnya sendiri, namun juga yang memperjuangkan kebenaran dan menentang kemungkaran di tengah umat. Dalam sejarah, para sufi memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam konteks peradaban Islam yang besar.

Salah satu contoh menarik adalah tentara elit Inkisyaria pada zaman Khilafah ‘Utsmani yang diwajibkan bertarekat Sufi al-Bektasyiyah. Bahkan, gurunya, penakluk Konstantinopel, Muhammad al-Fatih, yakni Syeikh Aaq Syamsudin, adalah seorang mursyid tasawuf yang membangun karakter dan jiwa visioner sang Sultan.

Oleh karena itu, Khilafah Utsmaniyah yang sangat terkait dengan tasawuf sering kali tidak diakui oleh Wahabi sebagai ad-Daulah al-Islamiyah. Mereka bahkan menganggap Khilafah Utsmani sebagai sesat dan menyebutnya sebagai ad-Daulah ash-Shufiyah, yang menjadi cikal bakal pergerakan Wahabi yang menentang Khilafah Utsmani.

Ada pula riwayat yang menyebutkan seorang Sultan yang gemar membaca shalawat Dalailul Khairat. Di tangan kirinya memegang kitab Dalailul Khairat, dan di tangan kanannya memegang pedang. Ini menggambarkan seorang Sultan yang memiliki semangat jihad serta cinta kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Namun, di sisi lain, kalangan orientalis Barat melihat tasawuf dalam Islam sebagai pintu untuk menguatkan sekularisme. Riset mereka tentang tasawuf cukup banyak, seperti karya-karya Louis Massignon dalam *The Passion of al Hallaj*, Nicholson dalam *The Mystics of Islam*, dan Annemarie Schimmel dalam *Mystical Dimensions of Islam*. Mereka cenderung menganggap tasawuf sebagai alat untuk membentuk karakter Muslim yang sekuler dan menerima nilai-nilai Barat.

Padahal, pada dasarnya tasawuf tidak bisa dipisahkan dari syariat. Syariat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah jalur utama yang harus ditempuh untuk mencapai hakikat dan ma’rifat. Sebab, tidak mungkin seseorang menjadi wali Allah jika menolak syariat dan khilafah. Jika ada yang mengaku wali dan memiliki karamah, tetapi menolak syariat dan khilafah, maka bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan bukan wali Allah, melainkan wali syaitan.

Syeikh Yusuf an-Nabhani, seorang ulama besar yang dikenal sebagai pembela khilafah, menulis lebih dari 70 kitab, termasuk yang terkenal *al-Jami’ Karamatil Auliya*. Beliau adalah salah satu figur yang diakui oleh kalangan Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai wali Allah, dan dikenal sebagai al-Muayyid lil Khilafah, yaitu Penolong Khilafah.

Pendapat Imam Ibnu Taimiyah tentang Tasawuf

Bagi mereka yang sering mengutip pendapat Imam Ibnu Taimiyah, perlu dicatat bahwa beliau tidak anti terhadap tasawuf. Bahkan dalam kitab *Majmu’ al-Fatawa*, terdapat pembahasan mengenai tasawuf. Jika ingin mempelajari tasawuf, kitab *Madariju Salikin* karya Ibnul Qayyim al-Jauziyah bisa menjadi referensi yang baik, disertai dengan dzikir yang diajarkan dalam *Wabilush Shayib*.

Adapun tarekat yang saya pilih? Seperti yang pernah disampaikan almarhum Buya Uci, "Tarekat Aing Mah Ngaji!" (Ind. = Tarekat saya adalah ngaji). Saya memilih jalan ngaji intensif dan dakwah bersama Hizbut Tahrir, di samping dzikir yang ma’tsurat. Hizbut Tahrir mengajarkan untuk kembali pada kehidupan Islam yang kaffah, menjalankan syariat Islam dalam bingkai Khilafah, serta menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia melalui dakwah dan jihad.

Itulah syariat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, jalan menuju hakikat dan ma’rifat yang shahih. Wallahu a’lam bishawab.

Referensi

  • Louis Massignon, *The Passion of al Hallaj* (Princeton University Press, 1982).
  • R.A. Nicholson, *The Mystics of Islam* (Curzon Press, 1921).
  • Annemarie Schimmel, *Mystical Dimensions of Islam* (University of North Carolina Press, 1975).
  • Imam Ibnu Taimiyah, *Majmu' al-Fatawa* (Dar al-Fikr, 2004).
  • Syeikh Yusuf an-Nabhani, *al-Jami’ Karamatil Auliya* (Maktabah al-Jami'ah, 1994).

0 Response to "Sufi, Pejuang dalam Islam: Mengungkap Tasawuf dan Hubungannya dengan Khilafah"

Post a Comment